Translate

Senin, Juli 22, 2013

Backpackeran Gembel Ke Komodo, NTT (Bagian 2)

.....lanjutan

         Sekali lagi, makanan mungkin bisa menjadi suatu hal yang dipikirkan. Entah itu mengenai penghematan dana ataupun menjadi sesuatu hal yang wajib diperhatikan ketika berkunjung ke suatu daerah. Untuk Pulau Komodo, tidak ada yang menjual masakan jadi di sana. Hanya terdapat warung kelontong yang menjual kebutuhan pokok saja. Berbeda dengan di sebagian besar daerah di Indonesia kemungkinan, penyebutan kata "warung" merujuk pada kedai tempat menjual masakan jadi. Warga Komodo lebih sering menyebutnya sebagai "kios" untuk toko kelontong yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Untuk mendapatkan makanan di sana, kita bisa membawa bekal makanan yang dibeli di Labuhan Bajo, kemudian meminta bantuan warga di Pulau Komodo untuk numpang memasak. Warga di sana cukup ramah dan baik-baik kok. Untung-untung pasti dimasakin makanan kalau kita menumpang di rumah mereka. Asal kita menerima apa adanya yang disuguhkan, heheheh asal lidah gag manja or rewel, perut pasti kenyang. Hehehehe.. pemikiran bekpeker gembel banget. Kalau aku pribadi sih mencari makanan apa saja yang bisa aku makan. Ketika disuguhkan dan melihat ada sayurannya, yah pasti aku makan tuh sayuran (kaya embek :p)


Selama di Labuhan Bajo, aku pun bertahan dengan susahnya mencari makanan yang mengandung sayur-sayuran segar. Yah, maklum, ketika kita menikmati daerah pantai justru dihadapkan pada pilihan makanan yang banyak mengandung ikan, karena sebagai daerah penghasil perikanan. Untuk aku yang seorang vegetarian, sedikit mengalami kesulitan dalam mencari makanan yang mengandung tumbuhan ini.
TRANSPORTASI

Untuk Transportasi menuju Pulau Komodo
1.   Dari Labuhan Bajo bagi yang ingin sailing murah dengan menyewa kapal nelayan untuk keliling-keliling kepulauan Komodo bisa mendapatkan infonya di Pelabuhan Feri yang paling ujung, depan Rumah Makan Jawa Timur. Harga sewanya 2-3 jutaan per kapal kecil milik nelayan selama 2-3 hari. Nah, kalau sharing cost khan lumayan J. Bisa menjelajahi dan menginap di pulau Kalong, Rinca, Komodo, Pink Beach. Untuk destinasi kita bisa menentukan mana-mana saja yang akan dikunjungi. Harga dan destinasi bisa nego dengan nelayan setempat.
2.   Untuk yang ingin dengan cara murah, bisa dengan menumpang ojek kapal milik nelayan. Lokasinya ada di samping kiri pelabuhan feri, yaitu di Tempat Pelelangan Ikan. Sekedar info, nelayan-nelayan ojek ini berasal dari pulau-pulau kecil di Kepulauan Komodo yang hendak berbelanja kebutuhan pokok di Labuhan Bajo. Harga nya cukup murah, 20.000 idr saja. Sekedar saran, jika ingin memakai cara ini kita bisa bertanya kepada penduduk sekitar Labuhan Bajo. Ada beberapa kawan yang menyebutkan kalau mereka pernah bertanya kepada orang sekitar Labuhan Bajo, namun malah diarahkan kepada nelayan yang melayani carter untuk keliling (nomer1) itu memang benar. Waktu itu akupun bertanya pada orang sekitar namun malah nasibnya sama. Untuk mendapatkan infonya bisa bertanya pada penjual makanan di Rumah Makan Jawa Timur. Tanyakan saja mengenai ojek kapal murah ke Pulau Komodo, bukan carter.
3.   Untuk menikmati Komodo tak hanya ada di Pulau Komodo, ada juga di Pulau Rinca. Untuk menuju ke sana caranyapun sama, naik ojek kapal nelayan 20.000 idr.
4.   Cara lain menikmatinya adalah dengan rute:

Labuhan BajoàPulau RincaàPulau Komodo. 

caranya sama, dengan cara naik ojek kapal nelayan menuju Pulau Rinca dulu, mengexplorenya kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo. Jarak Labuhan Bajo-Rinca lebih dekat daripada Labuhan Bajo-Pulau Komodo, yang ditempuh selama kurang lebih 4 jam. 

Kondisi ojek kapal nelayan
KONTAK


Pak Jafar
Penduduk Pulau Komodo ini adalah seorang warga lokal yang biasanya menjual souvenir khas Komodo. Beliau biasa juga menjadi guide lokal yang mendampingi pengunjung untuk trekking mencari komodo. Aku bertemu beliau ketika sedang explore objek wisata Batu Cermin di Labuhan Bajo. Nomor beliau 081337157421. Jika ingin bertanya mengenai Komodo, cara menuju ke sana, dan ijin tinggal di perkampungan Komodo bisa menghubungi beliau. Bisa juga meminta Pak jafar ini menjadi guide trekking di komodo. Waktu itu aku dibawa beliau lewat belakang. Tidak melewati loket Loh Liang, karena pasti bayar uang masuk 100.000 idr/orang belum lagi bayar buat kamera 25.000 idr. Belum bayar guide juga. Ha ha ha.


Abah Parfum
Beliau bukan orang asli NTT, beliau adalah transmigran dari Surabaya, Jawa Timur yang tak sengaja aku temui ketika pertama kali datang di Labuhan Bajo. Beliau adalah penjual parfum, obat-obatan, dan peralatan sholat yang ada didekat Rumah Makan Jawa Timur.  Jika ingin bertanya mengenai ojek kapal menuju Pulau Komodo, Rinca, bahkan Pulau Kanawa bisa bertanya pada beliau. Orangnya ramah, dan suka bercanda.


Bang Anshar
Beliau ini bukan orang asli Komodo, melainkan orang Bima yang menjadi pengajar di sekolah yang ada  di Pulau Komodo. Salut sama usahanya yang berusaha mencerdaskan anak-anak Komodo. Rasanya jadi ingin ikut jadi pengajar di pelosok-pelosok negeri ini. Aku bertemu dengan beliau saat asyik menikmati secangkir kopi di kios perkampungan Komodo. Melihat keramahannya, jadi merasa betah di perkampungan komodo. Ternyata dunia memang sempit walau tempatnya luas, ha ha ha. Beberapa teman backpacker yang sudah berkunjung ke Pulau Komodo ini pernah bertemu dengan beliau juga. :D


Foto dari Bang Anshar yang berani mengelus-elus Komodo kaya ngelus-elus ayam aja :p
(Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=316783148457976&set=a.137463549723271.26659.100003788806860&type=1&theater)




(bersambung..................................)





     


2 komentar: