Translate

Senin, Juli 22, 2013

Backpackeran Gembel Ke Komodo, NTT (Bagian 3)

..........lanjutan


OBJEK WISATA
A.     LABUAN BAJO
1.      Pantai Binongko


     Mendengar nama Binongko, memoriku diseret kembali pada Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang pernah aku kunjungi juni 2012 lalu. Wakatobi memiliki salah satu pulau yang bernama Pulau Binongko. Kalau di Labuan Bajo ini memiliki sebuah pantai yang bernama Pantai Binongko. Sama-sama bernama Binongko, namun berbeda jenis. Satunya adalah nama sebuah pulau, sedangkan lainnya adalah nama sebuah pantai. Pantai Binongko ini terletak di Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat. Pantai ini merupakan salah satu obyek wisata yang sangat menarik minat masyarakat dan wisatawan mancanegara. Disekitaran pantai ini terdapat Paradise Cafe,tempat para bule berkumpul tiap malam untuk menikmati musik reggae. Disamping itu kita bisa menikmati sunset di labuan Bajo yang sangat cantik.

Airnya sangat jernih dan tenang, namun sayang kotor :(
Lokasi Pantai Binongko ini hanya berjarak sekitar 3 Km dri pusat kota Labuan Bajo. Untuk mencapainya bisa ditempuh dengan kendaraan darat atau kapal laut dari Kampung Ujung. Bisa juga melalui jalur darat dari Padang SMIP Desa Batu Cermin menuju pantai Binongko. Cara lainnya yang paling asyik untuk menikmati pantai ini adalah berkendara dengan sepeda motor rental. Untuk rental sendiri bisa bisa didapatkan di Kampung Ujung, Depo Air isi Ulang, dekat Penginapan Nelayan. Selain bisa menikmati indahnya pantai Binongko, kita juga bisa menyaksikan keindahan panorama alam kota Labuan Bajo dan sekitarnya dari atas bukit Binongko.


 Di pantai ini sangat sedikit sekali pemukiman penduduk. Namun, yang menjadi miris adalah banyaknya sampah yang berserakan dimana-mana. Kalau dilihat dari kejauhan memang terlihat indah, tapi ketika dilihat dari dekat agak kotor. Mengapa ya pantai sebagus ini harus kotor oleh sampah yang berserakan? Menurut warga sampah ini berasal dari penduduk setempat dan juga kiriman dari wilayah lain. L

2.      Pantai Waecicu
Pantainya keren.. pasirnya putih. Enak buat malas-malasan
   Pantai ini terletak sejalur dengan Pantai   Binongko. Cuman bedanya, kalau ingin menuju pantai ini harus naik turun bukit. Dibutuhkan waktu sekitar 10-15 menit saja untuk menuju pantai ini dari Labuhan Bajo. Waktu itu aku pergi ke sana dengan bang Mocho, pemuda lokal yang punya kios pengisian pulsa disamping Rumah Makan Jawa Timur. Beliau yang mengguide kami menuju ke sana. Agak susah sih bermotoran naik turun bukit. Tapi pemandangan yang bisa dilihat : Kereeeeeennnnn !!!!!... bisa melihat keseluruhan view kota Labuhan Bajo yang sangat indah. Oh iya, di sini sebenernya ada satu pulau kecil yang bentuknya seperti Tumpeng dengan airnya yang berwarna hijau tosca. Namun, sekali lagi kita tidak bisa menikmatinya karena dimiliki bule. Yah, beginilah nasib pribumi kita, menikmati keindahan negeri sendiri pun susah, bisapun pasti bayar mahal :D #miris

 
Hanya bisa mengambil foto dari depan. Ga boleh masuk :(
#resort bule banget
View seperti ini banyak dijumpai sepanjang perjalanan :D
    Di sisi lain terdapat bagian lain dari sepanjang garis pantai yang biasa dinikmati warga lokal untuk berlibur. Biasanya warga lokal memakai carter angkot, bawa pick up atau dengan bermotoran untuk menuju ke sana. Cara lain untuk menikmati bukit tumpeng itu adalah sewa perahu nelayan untuk berkeliling, berenang bahkan snorkeling di sana.

3.      Batu Cermin
Ini gua keren banget deh :)
      Sisa-sisa alam dari zaman kuno berlimpah ruah di Flores Barat. Flores Barat menawarkan berbagai tempat geologi yang masih alami baik itu alam atau buatan manusia.Tidak jauh dari Labuan Bajo ada objek wisata Gua Batu Cermin dengan formasi batu kapurnya yang sangat menarik. Pada jam-jam tertentu bisa menyajikan fenomena pencahayaan  sinar matahari alami yang sangat mengesankan. Gua Batu Cermin ini kurang diminati pengunjung, setidaknya menurut guide lokal sih. Walaupun kurang diminati untuk dikunjungi tapi setidaknya banyak gua kapur dengan tampilan formasi stalagmit aneh.Dan menurutku : Kereeeeeeeennnnn...... !!!

                 
Narsis dengan teman seperjalanan :D
Formasi batuan kapurnya kerennn banget :)
   Untuk menuju ke sini bisa dicapai dengan cara kurang lebih 20 menit bermotoran. Motor bisa disewa dibeberapa rental motor yang ada di sepanjang jalan pelabuhan Labuan Bajo. Harga tiket masuknya cukup murah yaitu 20.000 idr. Jasa guide bisa digunakan, sekitar 50-100.000 idr. Bisa lakukan tawar menawar. Awalnya sih aku takut liat wajah penjaganya yang kaya preman ditambah lagi lokasinya sepi sekali. Pikiran pun jadi macam-macam, takut motor yang aku sewa ilang lah, dipalak lah.. blaaa..blaaaa.. eh ternyata baik banget orangnya. Beliau menanyakan dengan baik apa aku butuh guide atau tidak. Dan aku jawab dengan sedikit nyengir, enggak bang, arah jalannya kemana ya bang? Beliaupun menjawab dengan santainya, oh tidak apa mas kalau tidak pakai jasa guide. Mas nya bisa jalan lurus mengikuti jalan setapak ini. Ya ampun dosa ya aku negatif terus bawaannya :D #pray : ampuni aku Tuhan :p

4.      Bukit Cinta
     Mendengar kata”cinta” tsahhh..berasa jadi ABG alay yang haus banget akan kasih sayang wkwkkw.. Nah, di utara Labuan bajo, Flores Barat, ada sebuah bukit tempat anak muda memadu kasih, ceilee.. memadu kasih:D. Selain itu, pemandangannya pun pasti akan membuat kita semakin cinta Flores!! Dijamin deh.. Dataran Labuan Bajo ini  menurutku merupakan tanah yang diberkahi. Beberapa bukit menyajikan pemandangan indah dari atas bukit. Salah satu bukit yang terkenal dengan panoramanya adalah Bukit Cinta. Dan, Bukit Cinta sukses merebut hatiku !! :D

Nah perjalananku ke Bukit Cinta adalah ajakan dari Bang Mocho, sepulangnya aku dari mengeksplor air terjun Cunca Rami sendirian.  Yah dengan adanya sisa waktu rental motor, akupun berkendara dengan Bang Mocho mengejar sunset di sana. Lokasinyapun sangat dekat , yaitu sekitar 10-15 menit berkendara dari pusat kota Labuan Bajo. Jika bingung, tanyakan saja kepada penduduk Labuan  Bajo, pasti semua pada tahu mengenai lokasi Bukit Cinta. Menurut Bang Mocho, awalnya bukit ini tidak memiliki nama. Namun, karena banyaknya remaja yang berpacaran di bukit ini jadilah disebut dengan nama Bukit Cinta.

Cintaku kehampaan di Bukit Cinta :( T.T

 Jalanan terjal, curam, dan ilalang yang tinggi jadi penghias perjalanan menuju ke sana. Apalagi sesampainya di sana, kita bisa melihat keseluruhan view kota Labuan Bajo yang cantik. Bandaranya pun juga terlihat. Ketika turun dari motor dan melihat bukit pertama perasaan yang muncul adalah kagum. Menghela napas dalam-dalam dengan sedikit memejamkan mata bahwa aku sudah sampai di sini, tanah yang aku impikan. Sampai berpindah di bukit keduapun semakin takjub karena melihat sunset yang semakin mendekat.

   Pulau-pulau kecil bak kapas mengambang di lautan. Sungguh damai hati ini, apalagi senja oranye keperakan yang memantul sungguh ga bisa berkata-kata aku. Kemudian Bang Mocho dengan agak terburu-buru mengajakku di bukit paling tinggi. Sedikit mendaki dan tentu saja ngos-ngosan karena aku benci jalanan nanjak. Sementara beliau dengan enaknya berlari ke puncak bukit. Ketika sampai di puncak bukit dengan nafas  berat mataku terbelalak melihat keindahan viewnya. Dalam hati aku uman berucap, Ya Tuhan, aku merasa damai sekarang melihat kekuasaanMu. J



5.      Air Terjun Cunca Rami


View Cunca Rami dengan landscape persawahannya
    Cunca Rami adalah salah satu obyek wisata air terjun yang ada di kota Labuan Bajo, Manggarai Barat. Air terjun dengan tinggi kurang lebih 70 meter ini lokasinya ada di desa Lamung, Kecamatan Mbeliling. Yang unik dari air terjun ini adalah airnya jatuh seperti air terjun kembar, dan memiliki sungai di bawahnya yang bisa kita pakai untuk mandi. Menurut penuturan warga sekitar debit air terjunnya tetap sepanjang tahun. Dan lagi air terjun ini terlihat sangat indah jika dilihat dari persawahan. Dari kejauhan ketika melewati persawahan, terlihat jelas sebuah bukit dengan air terjun yang jatuh. Yang pasti kerennnn banget.. !!!

    Karena rasa penasaran, aku pun nekat memutuskan untuk menuju air terjun ini seorang diri. Kedua orang sahabatku telah terlebih dahulu pulang ke Surabaya, sementara satu orang teman lagi dari Malang memutuskan melanjutkan tripnya ke Kupang. Dengan berbekal motor rental aku menyusuri perbukitan Labuan Bajo menuju ke sana. Jalanan yang kulewati sangat kereeeenn, apalagi dengan bermotoran santai dijamin hati ini tenang banget.. #lebay :D. Untuk menuju ke sana bisa menggunakan motor rental seperti yang aku sebutkan tadi selama kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota Labuan Bajo. Bisa juga menggunakan angkutan umum jurusan Ruteng dan turun di kampung Wae Lelos.

    Menurut warga sekitar ada tiga pintu masuk menuju ke air terjun Cunca Rami. Pertama, dari Labuan Bajo menuju ke Kampung Cecer melakukan perjalanan atau trekking dengan melintasi kawasan hutan Mbeliling sampai tiba di persawahan sekitar air terjun Cunca Rami. Kedua, wisatawan berjalan kaki dengan mendaki melalui Gua Waelia dengan melintasi kawasan hutan Mbeliling sampai di Kampung Lamung dan jalan menurun menuju ke persawahan di sekitar air terjun Cunca Rami. Ketiga, perjalanan kaki melalui Kampung Waelelos menuju ke Kampung Rangat dan menuruni lembah sampai di persawahan sebelum masuk ke air terjun Cunca Rami. Semuanya melewati persawahan, dan view Cunca Rami tampak begitu cantik dari kejauhan.

    Waktu menuju ke air terjun ini, aku sempat tersesat karena saking asyiknya menikmati jalanan naik turun bukit yang curam dengan pemandangannya yang keren. Begitu tiba, aku dikerubungi anak kecil, dan aku meminta salah satunya untuk menunjukkan kepadaku jalan menuju ke sana. Oh ya, jasa guide di sini rata-rata 50-100.000 idr. Karena yang jadi guide aku anak kecil masih SD, kubayar saja 50.000 idr huakakkaka :D #jahatnyaaaaa :D. Dan, perjalanan menuruni bukit, lanjut melewati persawahan, lalu sampai di air terjun membuat aku sangat senang. Hampir 2 jam aku menikmati berdiam diri di sana. Karena pada saat itu ramai bule dari Russia yang lagi mainan air terjun, aku jadi males turun mainan air.  Setelah para bule itu menyingkir, ha ha ha tetap saja ga turun menikmati air terjun karena TAKUT TENGGELAM. Wkwkwk , air terjun ini memiliki kedalaman kurang lebih 4-5 meteran, otomatis membuat aku yang tidak bisa berenang ini dieeeeeeeeeeemmmm L Selanjutnya yang paling aku benci adalah balik lagi trekking nanjak menuju tempat parkir motor. Aku paling benci jalanan nanjak Faktor bodi, faktor umur :D

                         

    Penduduk sekitar air terjun mayoritas beragama Kristiani, dan yang menarik perhatianku adalah bangunan gerejanya yang sangat tradisional. Dan orang-orangnya yang super ramah, jadi betah berlama-lama di sini. Suatu saat pasti aku akan kembali L #harusssss!!!!






(.....................bersambung)


4 komentar:

  1. Tulus, ini Yusni. Temenmu yg kuliah di Belanda dulu.
    Kamu dulu kuliah Sastra jepang kan? Aku lg butuh privat les bahasa jepang nih. Tertarik? Kontak aku ya, nomerku tetep atau coba hubungi aku lewat FB message.

    BalasHapus
    Balasan
    1. berapa nomermu mas bro? akun fbmu belum nemu nih aku :( fb ku khan habis dibajak

      Hapus
  2. Tulisan nomer 4 dan 5 sukses bikin gw MUPENGGGGGGGGGGGGG...can we go there right now??

    BalasHapus